Selama ini penelitian untuk kepentingan pendidikan didominasi oleh penelitian formal. Yang termasuk penelitian formal antara lain penelitian deskriptif, penelitian korelasional dan penelitian eksperimen.
Salah satu kelemahan penelitian formal yaitu karena banyaknya fenomena pendidikan, terutama untuk pembelajaran di kelas yang tidak dapat dijelaskan atau diatasi dengan pendekatan tersebut.
Beberapa fenomena, seperti anak lamban belajar, hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan kelas, atau berbagai kasus pengajaran di kelas seringkali tidak tertangkap oleh penelitian formal dengan instrumen-instrumen yang telah disiapkan dalam konstruksi tertentu. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan model penelitian kuantitatif juga sering kali tidak dapat merekam hal-hal tersebut. Penggunaan model mengajar dengan interaksi secara otoriter dan instruktif juga tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu jalan keluar yang dipilih oleh para ahli pendidikan untuk mengatasinya yakni dengan model pendekatan kualitatif. Para ahli pendidikan menganggap model pendekatan kualitatif lebih akomodatif untuk pembelajaran di kelas.
Salah satu tipe penelitian kualtatif dibidang pendidikan adalah penelitian tindakan. Esensi penelitian tindakan terletak pada adanya tindakan dalam situasi alami untuk untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam pemnelajaran. Penelitian tindakan yang dilaksanakam di kelas disebut penelitian tindakan kelas.
PTK berangkat dari persoalan-persoalan praktis yang dihadapi oleh guru/calon guru di kelas. Hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk kepentingan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas atau untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Prosedur pelaksanaannya dapat dimulai dengan analisis situasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, perefleksian dan evaluasi terhadap dampak tindakan.
Prosedur ini dapat diulang sampai diperoleh hasil sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan untuk meningkatkan keprofesionalan guru.
1. PENELITIAN FORMAL
- Dilakukan oleh orang luar kelas, misalnya dosen ilmuwan, mahasiswa yang melakukan eksperimen tertentu.
- Di lingkungan dimana variabel-variabel luar dapat dikendalikan.
- Sampel harus representatif
- Mengutamakan validitas internal dan eksternal.
- Menuntut adanya penggunaan analisis statistik yang rumit, signifikansi statistik yang dtentukan sejak awal, dan memeriksa hubungan sebab akibat antar variabel.
- Mempersyaratkan hipotesis.
- Mengembangkan teori dan tidak memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung.
- Hasil penelitian merupakan produk ilmu yang dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.
- Berlangsung secara linear (bergerak maju)
- Tidak kolaboratif dan individual.
2. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
- Dilakukan oleh kepala sekolah, guru atau calon guru.
- Dilakukan di kelas atau di sekolah
- Kerepresentatifan sampel tidak menjadi syarat penting
- Lebih mengutamakan validitas internal
- Tidak menuntut penggunaan analisis statistik yang rumit. Menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan apa yang terjadi dan memahami dampak suatu intervensi pendidikan (tindakan)
- Tidak selalu menggunakan hipotesis
- Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung
- Hasil peelitian merupakan peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan pembelajaran tertentu tempat dilakukannya PTK
- Berlangsung secara siklus (berdaur)
- Kolaboratif dan kooperatif.
Sumber: Dasna, 2007: 4-5 dan Mills, 2003:4
makasih . . .
BalasHapusijin copas ya , mksh
BalasHapusijin copass
BalasHapusThank you
BalasHapusGood
BalasHapus